TUGAS
MAKALAH
PENGAWASAN
MENJADI MATA
DALAM
KINERJA PERUSAHAAN
DISUSUN
OLEH:
NAMA : AMALINA
CHOIRUN NISA (C12026)
YENI SURYANI (C12001)
PRODI/SMT :
KOMUNIKASI MASSA/ II
POLITEKNIK
INDONUSA SURAKARTA
JL.
KH. SAMANHUDI NO 31 MANGKUYUDAN
A.
LATAR
BELAKANG
Perusahaan yang maju
dan berprofit tinggi tentulah mampu melaksanakan fungsi manajemennya dengan
baik. Fungsi satu dengan yang lain saling berkaitan untuk menjalankan kinerja
perusahaan agar sesuai rencana dan menghasilkan profit tinggi. Bukanlah hal
yang mudah agar semua fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan,
pengorganisasian, penyusunan personalia, pengarahan dan pengawasan terjalankan
dengan baik. Namun kelima fungsi tersebut paten dijalankan agar perusahaan berjalan
dengan baik.
Pengawasan
merupakan fungsi manajemen yang tidak kalah pentingnya dalam suatu organisasi.
Semua fungsi manajemen yang lain, tidak akan efektif tanpa disertai fungsi
pengawasan. Dalam hal ini, Louis E. Boone dan David L. Kurtz (1984) memberikan
rumusan tentang pengawasan sebagai: “the process by which manager determine
wether actual operation are consistent with plans”.
Sementara
itu, Robert J. Mocker sebagaimana disampaikan oleh T. Hani Handoko (1995)
mengemukakan definisi pengawasan yang di dalamnya memuat unsur esensial proses
pengawasan, bahwa: “pengawasan manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk
menetapkan standar pelaksanaan dengan tujuan – tujuan perencanaan, merancang
sistem informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang
telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan,
serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua
sumber daya perusahaan dipergunakan dengan cara paling efektif dan efisien dalam
pencapaian tujuan-tujuan perusahaan.”
Dari penjelasan diatas
dapatlah dilihat bahwa pengawasan memegang peran penting dalam kinerja
perusahaan. Sebaik apapun sistem manjemen yang ada disebuah perusahaan jika
pengawasannya tidak jalan maka berangsur-angsur perusahaan tersebut akan
mengalami masa kritis bahkan tutup
perusahaan. Oleh karena itulah, pengawasan disebut sebagai mata perusahaan.
B.
PERMASALAHAN
Beberapa hal yang
menjadi pokok permasalahan dalam makalah ini adalah:
1.
Mengapa pengawasan sulit dilaksanakan
dengan baik
2.
Bagaimana dampak jika pelaksanaan
pengawasan tidak profesional
3.
apa yang harus dilaksanakan perusahaan
agar pengawasan berjalan baik
C.
PEMECAHAN MASALAH
Sulitnya pelaksanaan
pengawasan dapat dipengaruhi beberapa faktor:
·
Minimnya kesadaran akan pentingnnya
pengawasan
·
Tidak berjalannya prinsip pengawasan
·
Tahapan proses pengawasan yang tidak
berjalan
·
Minim finansial
·
Puas dengan hasil kinerja pertama
·
Masih menerapkan manajemen kemanusiaan
·
Kurang peka terhadap gejala hasil
kinerja perusahaan
Perusahaan tidak dapat
menjalankan kinerja jika prinsip pengawasan tidak diterapkan. Berikut prinsip
pengawasan yang perlu diterpakan oleh perusahaan:
a.
Pengawasan yang
dilakukan oleh pimpinan harus dimengerti oleh staf dan hasilnya mudah diukur.
Misalnya tentang waktu dan tugas-tugas pokok yang harus diselesaikan oleh staf.
b.
Fungsi pengawasan
harus difahami pimpinan sebagai suatu kegiatan yang sangat penting dalam upaya
mencapai tujuan organisasi.
c.
Standar unjuk kerja
harus dijelaskan kepada seluruh staf karena kinerja staf akan terus dinilai
oleh pimpinan sebagai pertimbangan untuk memberikan reward kepada mereka yang
dianggap mampu bekerja.
Setelah
mengetahui prinsip manajemen, perusahaan harus melaksanakan langkah – langkah
dalam proses pengawasan sebagai berikut:
a) Penetapan
standar dan metode penilaian kinerja
Idealnya, tujuan yang ingin dicapai
organisasi bisnis atau perusahaan sebaiknya ditetapkan dengan jelas dan lengkap
pada saat perencanaan dilakukan. Manajemen akan dengan mudah menjelaskan kepada
seluruh pihak dalam organisasi jika tujuan organisasi jelas dirumuskan. Contoh
peningkatan penjualan sebesar 50 % adalah lebih mudah untuk dikomunikasikan
apabila dibandingkan dengan “peningkatan penjualan” saja.
b) Penilaian
Kinerja
Pada dasarnya penilaian kinerja
adalah upaya untuk membandingkan kinerja yang dicapai dengan tujuan dan standar
yang telah ditetapkan semula. Penilaian kinerja merupakan sebuah proses yang
berkelanjutan dan terus menerus.
c) Penilaian
apakah kinerja memenuhi standar ataukah tidak
Setelah data penjualan dari tahun
ini dan tahun lalu diperoleh, manajer penjualan kemudian melakukan perbandingan
atas apa yang dicapai tahun ini dengan yang telah dicapai pada tahun lalu.
d)
Pengambilan tindakan koreksi
Ketika kinerja berada di bawah standar
berarti perusahaan mendapatkan masalah. Oleh karena itu perusahaan kemudian
perlu melakukan pengendalian yaitu dengan mencari jawaban mengapa masalah
tersebut terjadi, yaitu kinerja berada dibawah standar, lalu kemudian
perusahaan melakukan berbagai tindakan untuk mengoreksi masalah tersebut. Pada
intinya manajer atau perusahaan berusaha untuk mencari penyebab ketidak mampuan
mencapai kinerja sesuai dengan standar untuk kemudian tindakan koreksinya.
Dalam melaksanakan fungsi
pengawasan manajerial, ada beberapa jenis obyek yang
perlu dijadikan sasaran pengawasan, diantaranya:
v Obyek yang menyangkut kuantitas dan kualitas barang atau jasa
v Pelaksanaan program dilapangan
v Obyek yang bersifat strategis
v Pelaksanaan kerja sama dengan sektor lain yang terkait.
v Terjadi
penurunan pendapatan atau profit
v Penurunan
kualitas pelayanan (teridentifikasi dari adanya keluhan pelanggan)
v Ketidakpuasan
pegawai (teridentifikasi dari adanya keluhan pegawai, produktivitas kerja yang
menurun, dll)
v Berkurangnya
kas perusahaan
v Banyaknya
pegawai atau pekerja yang menganggur
v Tidak
terorganisasinya setiap pekerjaan dengan baik
v Biaya yang
melebihi anggaran
v Adanya
penghamburan dan inefisien
Pengawasan
memang hal yang sangat fundamental, berikut merupakan beberapa alasan pentingnya
fungsi pengawasan.
1.
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi
terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan
pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya
manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi
sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang
diciptakan perubahan yang terjadi.
2.
Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan
yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis produk harus diawasi untuk
menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga. Semuanya memerlukan
pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
3.
Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer
dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota
organisasi sering membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer
mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
4.
Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya
tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer
dapat menen-tukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan
mengimplementasikan sistem penga-wasan.
5.
Adanya pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan
apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
Berikut perbedaan
akibat pengawasan yang berjalan dengan baik dan tidak baik:
BAIK
|
TIDAK BAIK
|
Da Mengetahui perkembangan program yang sudah dilakukan
|
Tidak ada
peninjauan program
|
Mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman
staf dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
|
Tidak menghiraukan
ketidakpahaman staf terhadap pelaksanaan tugas
|
Mengetahui pemanfaatan wakktu waktu dan
sumber daya lainnya secara efisien
|
Memberikann
keleluasaan terhadap pemanfaatan waktu dan sumberdaya
|
Mengetahui
sebab-sebab terjadinya penyimpangan
|
Memandang semua
kinerja dalam kendali
|
Mengetahui staf yang perlu diberikan
penghargaan, dipromosikan atau diberikan pelatihan lanjutan
|
Memperlakukan semua
staf secara biasa dan menyamaratakan
|
Hal
yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam meningkatkan pengawasan adalah:
a. Menerapkan
prinsip pengawasan dengan baik
b. Memupuk
kesadaran akan pentingnya pengawasan
c. Melaksanakan
tahapan proses pengawasan dengan baik
d. Terus
berinovasi dan tidak cepat puas
e. Menerapkan
manajemen modern dan manajemen ilmiah
f. Peka
terhadap kinerja perusahaan
g. Adanya
pengendalian efektif
Pengendalian efektif merupakan pengendalian terbaik dalam organiasasi yaitu
berorientasi pada strategi dan hasil, dapat dipahami, mendorong pengendalian
diri (self-control), berorientasi secara waktu dan eksepsi, bersifat positif,
setara dan objektif, fleksibel.
Tipe-tipe pengendalian (awal)
preliminary, kadang-kadang disebut kendali feedforward, hal ini harus dipenuhi
sebelum suatu perkerjaan dimulai.
Kendali ini menyakinkan bahwa
arah yang tepat telah disusun dan sumber-sumber yang tepat tersedia untuk
memenuhinya.
Tipe-tipe pengendalian (saat
ini) concurrent berfokus pada apa yang sedang terjadi selama proses.
Kadang-kadang disebut kendali steering, kendali ini memantau operasi dan
aktivitas yang sedang berjalan untuk menjamin sesuatunya telah sedang
dikerjakan dengan tepat.
Tipe-tipe pengendalian (akhir)
post-action; kadang-kadang disebut kendali feedback , kendali ini mengambil
tempat setelah suatu tindakan dilengkapi. Kendali akhir berfokus pada hasil
akhir, kebalikan dari input dan aktivitas.
Selain untuk
memastikan bahwa tujuan dari organisasi perusahaan dapat tercapai, fungsi
pengawasan dan pengendalian juga perlu di lakukan agar efisien dalam pencapaian
tujuan perusahaan juga tetap dapat di raih dan juga agar perusahaan senantiasa
dapat menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan yang dihadapi oleh
perusahaan.
Secara garis
besar, Dessler mengemukakan bahwa terdapat dua pendekatan dalam mempertahankan
fungsi pengawasan (maintaining controlling function), terdiri
dari system pengawasan tradisional dan system pengawasan yang berdasarkan
komitmen.
-
Sistem Pengawasan Tradisional
Sistem
pengawasan tradisional melibatkan kegiatan monitoring yang bersifat eksternal.
Kinerja pegawai akan diawasi oleh atasan para pegawai. Kinerja keuangan
akan diawasi oleh orang-orang yang berada di luar bagian keuangan yang bertugas
untuk melakukan pengawasan dan penilaian terhadap kinerja keuangan. Terdapat
tiga pendekatan dalam system pengawasan tradisional, yaitu:
a. Pengawasan
Diagnostik, adalah pengawasan yang dilakukan oleh manajer dimana setelah
standar ditetapkan,manajer melakukan pengawasan dan penilaian apakah standar
telah dicapai ataukah belum. Sekiranya belum tercapai maka manajer kemudian
berkewenangan untuk melakukan diagnosa atau faktor-faktor yang menyebabkan
standar belum tercapai untuk kemudian mengambil keputusan yang terkait dengan
upaya untuk pencapaian standar sesuai dengan yang semestinya.
b. Pengawasan Berdasarkan Batasan-Batasan
Yaitu pengawasan yang dilakukan
melalui penetapan aturan atau prosedur yang dengan aturan dan prosedur tersebut
keseluruhan anggota dan pihak yang terkait dalam perusahaan akan menyesuaikan
diri dengan aturan dan prosedur tersebut dalam menjalankan seluruh aktivitas
terkait dengan perusahaan.
c. Pengawasan
Interaktif
Adalah pengawasan yang dilakukan
oleh manajer yang secara interaktif dan terus menerus melakukan komunikasi
dengan pegawai secara personal mengenai berbagai hal yang terkait dengan pekerjaan yang
-
Sistem Pengawasan yang Berdasarkan Komitmen
Berbeda
dengan pendekatan Tradisional, dalam system pengawasan, pendekatan yang
berdasarkan komitmen lebih menekankan fungsi pengawasan dari sisi
internal dari pada eksternal. Pengawasan lebih ditekankan pada faktor internal
dari seiap individu pekerja. Introspeksi diri dalam hal ini lebih dominan dalam
menjalankan fungsi pengawasan daripada pengawasan eksternal. Berbagai
pendekatan bisa dilakukan dalam membangun system pengawasan yang berdasarkan
komitmen ini, diantaranya dengan menerapkan suatu system keyakinan tertentu
dalam budaya kerja perusahaan atau melalui berbagai upaya yang “mamaksa”
pegawai untuk membiasakan diri dengan tanggung jawab dan introspeksi diri,
diantaranya mungkin dengan memberikan kepercayaan dan kewenangan dalam berbagai
jenis aktivitas yang diberikan kepada para pegawai.
D.
SARAN
Di era persaingan
global ini, dimana batas-batas negara tidak lagi menjadi penghalang untuk
berkompetisi, hanya perusahaan yang menerapkan Good Corporate Governance (GCG)
yang mampu memenangkan persaingan. GCG merupakan suatu keharusan dalam rangka
membangun kondisi perusahaan yang tangguh dan sustainable. Ia diperlukan untuk
menciptakan sistem dan struktur perusahaan yang kuat sehingga mampu menjadi
perusahaan kelas dunia.
Good Corporate
Governance pada dasarnya merupakan suatu sistem (input, Proses, output) dan
seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang
kepentingan (stakeholders) terutama dalam arti sempit hubungan antara pemegang
saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan perusahaan.
Good Corporate Gorvernance dimasukkan untuk mengatur hubungan-hubungan ini dan
mencegah terjadinya kesalaha-kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan
untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat di perebaiki
dengan segera. Penertian ini dikutip dari buku Good Corporate Governance pada
badan usaha manufaktur, perbankan dan jasa keuangan lainnya (2008:36).
Selain hal diatas seorang manajer sebaiknya mengawasi kinerja dalam berbagai aspek, menerapkan
metode modern dan ilmiah, mensejahterakan karyawan, mengkaji setiap kendala yang terjadi untuk
berinovasi, mengadakan outbond atau seminar tata kerja dan tanggung jawab, meningkatkan
koordinasi, menjaga komunikasi serta saling menghargai dan sadar diri.
E.
REFERENSI
[TOP 10] titanium tube. - Chao Jing
BalasHapusBao titanium tube Jog 순천 출장샵 (TINYWOOD) AT BONANZO TINYWOOD is 광명 출장마사지 a high-performance metal-fuelled glass sculpture with a high-performance brass frame and sculpted 통영 출장안마 using a 대구광역 출장안마